iklan banner

Renungan 16 Juli 2017

16 Juli 2017 HARI MINGGU BIASA XV

“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat" (Mat 13:23)

Komunitas Yang Subur


Tidaklah mudah meyakinkan orang yang telah mengumpulkan bukti dari sesuatu hal yang terbalik. Butuh kesabaran untuk meyakinkan bapak untuk mengolah lagi lahan atau kebunnya dengan berbagai tanaman buah-buahan. Lahan itu tandus, berpasir. Sudah ditanami berbagai tanaman kayu, hasilnya tidak seberapa. Sudah kuminta untuk menjualnya dan bapak setuju, dan sudah ada yang menawarnya, namun tidak cocok besarannya. Lalu menjadi lahan nganggur?


Selang beberapa waktu bapak menyetujui untuk penanaman bibit buah-buahan. Kutawarkan pengolahan lahan yang berbeda. Meski tidak disetujui dalam hal jenis tanaman dan kuantitas pemupukan, namun tawaranku diterima. Lahan tandus itu tampak subur karena pemupukan dan pemeliharan, meski tidak seperti yang kuminta. Tanaman buah-buahan sudah memberikan hasil: pepaya, pisang, dan nanas madu.

Komunitas gerejawi merupakan lahan yang subur. Di sana tumbuh suatu kehidupan yang sangat menjanjikan bagi mereka yang suka berinvestasi hidup dan kehidupan, meski butuh pengelolaan yang bagus agar memberikan hasil yang optimal. Tumbuhan itu bukanlah leiturgia, diakonia, ataupun kerygma. Tumbuhan itu adalah Yesus yang ada di setiap insan. Ia (harus) “dikelola” agar mampu membuahkan hasil optimal. Pemupukan dan perawatan rutin dibutuhkan agar lahan gerejawi menjadi semakin subur, lahan tumbuh dan berkembangnya kehidupan.

Yang patut diperhatikan adalah pemupukan dan perawatan jangan sampai merusak lahan sehingga tidak mampu menopang kelangsungan hidup dan kehidupan. Salah satunya adalah banyaknya tuntutan terhadap kehidupan, baik personal maupun komunal, jemaat. Banyaknya tuntutan tanpa diimbangi perhatian yang tulus kepada setiap insan sering kali justru merusak kesuburan lahan sehingga makin lama bukan semakin subur tapi justru menampakan ketandusan. Lahan yang subur akan menjadi tempat bertumbuh dan berkembangnya tanaman sehingga menghasilkan banyak buah (cf. Mat 13:23)

by Slamet Harnoto

0 Response to "Renungan 16 Juli 2017"

Posting Komentar

Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !

Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah

text gambar text gambar text gambar text gambar text gambar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel