iklan banner

SURAT KELUARGA AGUSTUS 2015


SEJAK DIJADIKAN OLEH ALLAH
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. (Mzm 139:16)

Keluarga Katolik terkasih, membaca Mazmur 139 selalu menjadi sukacita buat saya, karena saya merasa diteguhkan oleh Allah Yang Mahatahu itu. Saya menjadi lebih tenang karena saya yakin Allah selalu memberkati dengan penyertaan dan pendampingan-Nya yang terbaik buat saya dan Anda semua. Perasaan disayang, didampingi, dimengerti, dilindungi adalah perasaan yang membantu di banyak situasi saya. Saya percaya hal itu juga yang akan meneguhkan dan menguatkan Anda dalam segala situasi hidup.


Peneguhan tidak hanya terjadi di masa kita sekarang ini. Banyak teori dan pengalaman nyata telah memberi kita penerangan bahwa Allah menghendaki kita sejak kita masih dalam kandungan, sejak masa pembentukan di dalam Rahim ibu kita masing-masing. Beberapa teori bahkan mengatakan kepada kita bahwa kecerdasan, kesehatan, mental, dan iman sudah dapat dibentuk sejak janin masih dalam kandungan ibunya.

Mengapa kita perlu memahami lebih jauh hal ini? Saya menganggap perlu bahwa setiap ibu dan bapak di dunia ini mengetahui dan menyadari perannya sebagai orangtua sejak bayi masih dalam kandungan. Katekese (pengajaran iman), kedekatan dengan orangtua, perasaan nyaman dan aman, bahkan sampai pada kecerdasan emosi pun dapat dibentuk dengan baik kalau kedua orangtua sadar peran baik masing-masing.

Gereja di Keuskupan Agung Jakarta ingin melayani setiap orang dengan pendampingan berjenjang. Jenjang paling dini adalah sejak manusia masih dalam kandungan ibunya. Kerasulan Keluarga ingin menginspirasi para ibu dan bapak agar sadar peran demi pendidikan sempurna anak-anak. Jika seorang ibu sadar peran sucinya sebagai ibu, maka ia akan dengan sepenuh hati melayani kehamilannya sendiri dengan gembira dan setiap hari hidup dengan kehamilannya dalam pelayanan yang memadai.

Seorang ibu bukan hanya harus menjaga kesehatan kandungannya, tetapi juga memberi “makanan rohani” yang kelak akan berguna bagi kesehatan jiwa anak yang akan dilahirkan. Berdoa, bernyanyi, memainkan alat musik  dan lagu rohani adalah cara-cara yang paling efektif membentuk kedekatan dengan janin/bayi agar kelak anak mampu membiasakan dirinya dengan hal-hal baik yang diyakini ibunya. Pemberian pelajaran rohani dimulai melalui iman ibunya. Misalnya, nyanyian rohani yang didengarkan ibu membuat janin menjadi damai seiring rasa damai ibunya dan kelak akan mudah meneguhkannya menghadapi kesulitan hidup.

Hubungan ibu dengan anak bahkan harus diteruskan sesudah bayi dilahirkan. Kedekatan fisik, gendongan, belaian, tanggapan atas tangisan, dan pemberian ASI eksklusif adalah bagian dasar yang tidak boleh dilewatkan oleh seorang ibu bagi bayinya. Dalam pemberian ASI eksklusif, bahkan, seorang ibu dapat mengajak anaknya berdoa dan mengajarnya beriman pada Tuhan sambil memberinya makanan jasmani.

Seindah itukah hubungan ibu, anak, dan Tuhan? Lebih dari itu, kita tidak tahu bagaimana Tuhan membentuk kesehatan mentalnya ketika seorang bayi merasa damai di gendongan ibunya, tertidur dengan tenang, atau tertawa senang karena diajak bicara oleh sang Ibu. Sungguh hal ini adalah kabar sukacita bagi para ibu agar menjamin anak-anaknya menjadi anak-anak yang bertumbuh dalam pikiran, mental, dan spiritual/rohani yang baik. Kesulitan di masa yang akan dating dapat diatasi dengan relasi yang intim dan suci antara ibu dan anak di masa sekarang.

Seorang ayah juga dapat menjadi berkat ketika ia mengelus perut isterinya yang sedang mengandung. Bisikkan kata cinta, katakan bahwa “Ayah menunggumu dengan kasih dan sukacita..”. Cinta tidak hanya diwujudkan dengan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan bayi kelak ketika lahir. Ia membutuhkan sapaan ayahnya. Seorang ayah yang baik selalu mempunyai waktu untuk mendekati dan mendekap anaknya, sebelum dan sesudah ia dilahirkan. Anak mengenal Tuhan dari kasih sayang ayahnya.

Keluarga-keluarga terkasih, rangkaian pengetahuan pengasuhan dan pendidikan Katolik bagi para orangtua akan disajikan dengan lebih teratur dan terpadu pada tahun yang akan datang, tetapi kita semua perlu mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari sekarang. Sampaikan hal-hal kecil yang berguna bagi pendidikan putra-putri kita kepada pasangan muda yang sedang mempersiapkan kelahiran bayi mereka. Jadikan suatu tugas kita bersama bahwa orang-orang baik dapat diciptakan melalui pendidikan kasih dan iman jauh sebelum mereka dilahirkan dan pada tahun-tahun pertama hidup mereka.

Saudara-saudari terkasih, marilah mempersiapkan suatu masyarakat yang lebih baik, meskipun dunia mengarahkan kita untuk saling menjauh, saling asing, individualis, dan bahkan menjauh dari Tuhan karena rasionalisasi, kita yang dipanggil untuk percaya mengarahkan hidup dengan iman yang tak tergoyahkan. Apa yang baik semestinya kita mulai sekarang ini untuk kita pelihara selama hidup kita. Iman akan Yesus Kristus dan ketaatan pada Gereja Katolik membimbing kita untuk melihat Allah yang mendampingi kita semua.


Semoga Allah membantu kita mewujudkan keluarga-keluarga yang makin dicintai dan mencintai-Nya. Semoga kita semua memperoleh berkat melimpah melalui generasi-generasi baru yang semakin beriman, sehat, dan memberkati sesamanya. Tuhan memberkati kita. 

0 Response to "SURAT KELUARGA AGUSTUS 2015"

Posting Komentar

Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !

Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah

text gambar text gambar text gambar text gambar text gambar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel