iklan banner

Sewindu Jadi Paroki




Pada 14 Mei 2023, Paroki Harapan Indah merayakan Sewindu (8tahun) menjadi paroki. Kata Paroki sendiri berasal dari bahasa Yunani Parokein yang artinya musafir atau pengembara. Dan begitulah sebuah paroki terus melanjutkan perjalanan iman atau peziarahan menuju tanah air surgawi. Kita tahu Musafir adalah orang yang melakukan sebuah perjalanan atau peziarahan menuju suatu tujuan tertentu.

Karena pada hakekatnya, Ia adalah musafir yang terus berjalan sampai pada tujuannya. Jika demikian, maka perjalanan itu sudah sampai dimana ? Kata perjalanan dalam konteks ini bukanlah perjalanan sejarah, namun perjalanan iman dalam hidup menggereja. Lalu yang berjalan bukan organisasi dan dewan parokinya saja, tetapi lengkap dengan seluruh umatnya. Itulah konteks perjalanan yang hendak kita lihat.

Semakin Beriman, Semakin Bersaudara dan Semakin Berbela Rasa

Hal senada yang diungkap romo Tom Jacob, juga diungkap oleh bapa Uskup Iganatius Kardinal Suharyo. la megungkapkan melalui doa kita bertumbuh menjadi pribadi yang semakin beriman, semakin bersaudara, semakin berbela rasa. Disini ungkapan iman terlihat lewat kata doa. Sedangkan perwudujan iman terlihat lewat kata semakin bersaudara dan semakin berbela rasa. Nampak sekali melalui pernyataan ini Bapak Uskup mengajak kita untuk melihat bahwa doa akan membentuk orang semakin beriman. Dan orang beriman tidak berhenti sampai di Altar tapi terus mengalir ke pasar dalam persaudaraan dan bela rasa. Persaudaraan adalah perwujudan iman, yang merupakan buah-buah roh yaitu kasih, sukacita, dan damai sejahtera (Gal. 5:22). Orang semakin beriman semakin ia menampakan kasih, sukacita dan membawa damai kepada semua orang, dengan kata lain semakin bersaudara kepada banyak orang sekalipun yang berbeda. Sedangkan Bela rasa (latin = conpatior, con= bersama; patior = menderita) ikut merasakan derita orang lain. Dengan kata lain orang wajib peduli dan tidak tinggal diam atas penderitaan sesama yang ada disekitarnya Pemahaman iman diatas adalah bentuk dariman yang sangat matang Dengan pemahaman tersebutlah kita akan memotret perjalanan iman umat paroki harapan indah.

Ungkapan Iman Dan Perwujudan Iman

Cara mudah dalam berefleksi adalah dengan memotret perjalanan iman tersebut. Maka yang diperlukan adalah sebuah kamera, sebagai alat potret. Namun bukan kamera biasa, melainkan kamera teolog. Romo Tomb Jacob Sj, (1929-2008) seorang teolog, pengajar teologi dogmatik di Fakultas Teologi Wedhabakti, Kentungan, Yogyakarta, menyebut dua hal tentang iman, yaitu ungkapan dan perwujudan. Dua hal yang berbeda namun menjadi satu kesatuan. Kematangan iman dapat dilihat dari dua hal tersebut. Ungkapan iman menurutnya terlihat dalam praktek doa, devosi, berbagai sakramen dan ekaristi. Sedangkan Perwujudan iman mengarah pada aksi nyata atau buah dari iman yang mewujud lewat tindakan. Istilah yang dipakai oleh romo Tom Jacob untuk menyebut dua hal tersebut adalah dari altar turun ke pasar Altar tempat suci, tempat umat mengungkapkan iman dan kini turun ke pasar sebagai simbol perwujudan nyata iman sehari-hari pergumulannya.

Sudah sejauh Manakah Ungkapan dan Perwujudan Iman Umat Paroki ? Bila dilihat dari data gerak ungkapan iman umat dalam doa, devosi dan Ekaristi serta aneka sakramen lainya semakin meningkat setiap tahunya bila dilihat dari data kualitatif. Hal tersebut terlihat dari data di paroki dalam penerimaan sakramen inisiasi (baptis, Krisma dan komuni pertam). Ada sekitar 160 400 jiwa setiap tahunnya (2015-2023). Sedangkan kehadiran dalam ekaristi selalu tinggi. Setiap misa minggu pada masa normal (non pandemi) selalu dihadiri rata-rata 2000 of 2500 per satu kali misa (ada 4 x misa). Dan masih membutuhkan ruang tambahan pada misa siang. Sedangkan pekan suci dan Natal rata-rata dihadiri 6.000 sd 9.000 jiwa. Disamping itu, seiring bertambahnya usia paroki, bertambah pula aneka kelompok devosi dan kategorial yang menjadi sarana ungkapan iman umat untuk berdoa dan menyembah kepada Allah. Kini sudah ada 14 kategorial kategorial dalam kelompok devotif maupun kelompok suku yang memiliki jadual dan program masing- masing untuk berdoa secara berkala. Ini baru yang nampak di gereja. Sedangkan ungkapan iman umat di wilayah dan lingkungan lewat misa lingkungan, pendalaman kitab suci, doa rosario, rekoleksi ada sekitar 400-500 kegiatan setiap tahunnya yang diprogramkan.

Kemudian gerak perwujudan Iman diparoki juga dapat dilihat lewat data kualitatif dengan aneka kegiatan perasaudaraan dan kegiatan bela rasa yang ada. Untuk gerakan persaudaraan internal umat paroki nampak dalam sinergitas dan kerjasama yang dilakukan oleh umat dilingkungan, wilayah, seksi dan kategorial dalam pelbagai kepanitian rekoleksi, aneka kegiatan, rapat dan koordinasi. Setiap tahun ada 1400 - 1500 kegiatan dalam koordinasi bersarna. Selain itu hal yang paling nampak, misalnya dalam keceriaan jalan sehat dan lomba pada pesta HUT paroki ke 8 kemarin, nampak dalam pelbagai media sosial wajah persaudaraan yang ceria dan gembira antar umat Sementara gerakan persaudaraan eksternal dengan umat beragama lainnya terungkap lewat kerjasama dalam pelbagai aksi sosial. Misalnya di tempat sekolah paroki "PIJAR", gurunya berasal dari berbagai agama (Katolik, Islam Kristen). Persaudaraan eksternal terjalin dengan perjumpaan lewat kerjasama dengan pelbagal instansi pemerintahan dari tingkat RT, Kelurahan Kecamatan tingkat Pemda serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada Begitu juga dengan saudara saudara yang dibantu, persaudaraan terjalin dengan spontannya lewat kunjungan dan tindakan bela rasa Sedangkan untuk gerakan bela rasa terlihat dalam Simbol-simbol gerakan di paroki seperti rumah "POAR yang didirikan oleh paroki untuk membantu anak-anak dikampung bogor dalam pendidikan, Gerakan pengobatan gratis yang rutin diselenggarakan oleh gereja dibeberapa tempat sekitar paroki, gerakan menjadi orang tua Asuh untuk anak-anak yang tidak mampu sekolah: gerakan peduli untuk anak-anak di daerah misi KAJ lewat panti asuhan vitadulcedo; Pembagian kebutuhan pokok secara rutin kepada keluarga sosial dan warga sekitar. Kegiatan karitatif yang tampak lewat data setiap tahunnya ada sekitar 200- 300 kegiatan sosial.


Penanda Perjalanan Iman Umat

Data dan fakta diatas menunjukan potret iman umat paroki Harapan Indah, dalam data kuantitatif Sedangkan ukuran kualitatif yang bisa menilai adalah masing-masing dari umat sebagai pelaku iman baik dalam ungkapan maupun perwujudannya. Namun dalam gambaran garis besar dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perjalanan iman umat paroki Harapan Indah semakin hari semakin menuju proses pematangan. Maka dalam HUT paroki yang sewindu ini ada 2 penanda untuk mengungkap hal tersebut yaitu, Taman doa dan Prasasti Toleransi Bila kita ingat kembali setiap perayaan HUT Paroki yang pertama sampai ke delapan dibuat sebuah penanda, sebagai potret dinamika paroki. Pada HUT paroki ke-1 (2016) ditandai dengan peresmian Gedung Pastoran sebagai tempat tinggal para pastor, Pada HUT paroki ke-2 (2017) ditandai dengan peletakan batu pertama untuk pembangunan Gedung Karya Pastoral Pada tahun HUT paroki ke-3 (2018) ditandai dengan peresmian gedung Karya Pastoral Sedangkan pada Hut paroki ke 4 (2019) ditandai dengan peresmian AC gereja Pada masa pandemi covid 19 pada HUT paroki ke 5 dan 6 (2020 od 2021) tanpa perayaan. Pada tahun 2022 perayaan HUT paroki ke-7 ditandai dengan gerakan seribu rupiah umat yang ditujukan untuk anak-anak program Asak Dan saat ini Pada HUT paroki yang ke-8 (2023) ditandai dengan peresmian Taman doa dan Prasasti Toleransi. Kedua penanda tersebut menggambarkan perjalanan iman umat paroki harapan Indah sebagaimana yang dijelaskan. Taman Doa merupakan penanda ungkapan iman yang terlihat lewat sarana-sarana doa dan devosi seperti ruang Adorasi, Jalan salib, Gua Maria, dan Patung Pieta Sedangkan Prasasti Toleransi adalah penanda perwujudan iman umat. Sebab toleransi sendiri menggambarkan jalinan persaudaraan dan bela rasa yang terjadi selama ini antara paroki dengan masyarakat sekitar yang berbeda agama, suku, etnis, khususnya mereka yang lemah dan kurang mampu serta kerjasama dengan tokoh mayarakat maupun pemerintahan setempat dan RT, Lurah, Camat sampai Pemda Kota Bekasi Maka di dalam Prasasti toleransi tersebut terdapat ungkapan ungkapan kalimat toleransi dari perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.


A.TAMAN DOA PAROKI HARAPAN INDAH

Ini adalah Penanda pertama HUT paroki yang ke 8 (sewindu). Penanda ini terdiri dari 4 bagian yaitu Ruang Adorasi, Jalan Salib, Patung Pieta dan Gua Maria yang dibangun dan renovasi secara bertahap. Masing-masing tempat doa ini memiliki sejarah dan makna yang khas yang perlu kita ketahui bersama

1. Jalan Salib

Sejarah Singkat Jalan Salib merupakan rangkaian empat belas gambar atau ukiran yang menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam Sengsara Kristus, mulai dari penghukuman-Nya oleh Pontius Pilatus hingga penguburan-Nya. Rangkaian perhentian tersebut adalah sebagai berikut: (1) Yesus dihukum mati, (2) Yesus memikul salib- Nya, (3) Yesus jatuh untuk pertama kalinya, (4) Yesus bertemu dengan Ibunya, (5) Simon dari Kirene membantu memikul salib Yesus, (6) Veronika mengusap wajah Yesus, (7) Yesus jatuh untuk kedua kalinya, (8) para wanita Yerusalem menangisi Yesus, (9) Yesus jatuh untuk ketiga kalinya, (10) Jubah Yesus ditanggalkan, (11) Yesus dipaku di kayu salib, (12) Yesus mati di atas kayu salib, (13) Yesus diturunkan dari kayu salib, dan (14) Yesus di makamkan.

Sebelum menjadi devosi seperti saat ini, Jalan Salib merupakan ziarah rohani yang didasarkan atas tulisan- tulisan para teolog, mistikus dan misionaris. Ingatan akan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus selalu menjadi pusat dari pesan Kristiani. Hal ini hadir di tempat-tempat suci di seluruh Barat untuk memperingati makam dan salib, tetapi juga dalam tulisan-tulisan tokoh-tokoh terkenal seperti Bernardus (devosi lima luka), Fransiskus (memikul luka-luka sengsara Kristus). Bonaventura (Mazmur Bonaventura, Renungan tentang Kehidupan Kristus), dan Ludolf dari Sachsen dengan Vita Christi Drama-drama misteri yang dipinjam dari Life of Christ karya Ludolf, dan The Imitation of Christ karya Thomas a Kempis, karya renungan yang paling banyak dibaca setelah Alkitab, membawa Jalan Kesedihan kepada perhatian orang-orang dan melabuhkannya dalam praktik renungan umat Leonard dari Porto Maurizio (1676-1751), seorang Fransiskan dari Riformella, mempopulerkan empat belas perhentian Jalan Salib selama hidupnya yang panjang sebagai misionaris Pada tahun 1628 seorang Fransiskan lainnya, Salvatore Vitale, mendirikan empat belas salib di depan San Miniato al Monte di Florence Para misionaris Fransiskan berperan besar dalam penyebaran empat belas perhentian Jalan Salib Penyebaran ibadat ini diperkuat dengan indulgensi yang diberikan kepada orang yang melakukan ibadat empat belas Jalan Salib antara tahun 1686 oleh Innosensus XI dan tahun 1742 oleh Benediktus XIV. Meditasi penuh doa melalui Jalan Salib sangat umum dilakukan selama masa Prapaskah dan pada har Jumat sepanjang tahun, untuk memperingati Penyaliban Kristus pada hari Jumat Agung Devosi ini dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan sangat penting dalam tradisi Katolik Roma, Anglikan, dan Lutheran Setiap perhentian biasanya dikunjungi dengan beberapa variasi dos "Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada Mu Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia dan dengan pembacaan ayat-ayat Kitab Suci yang relevan Panduan dos karya Fransiskus dari Asisi dan Santo Alphonso Maria de Liguori merupakan panduan doa untuk Jalan Salib yang paling sering digunakan hingga saat ini.

Perlahan tapi pasti, rasa lapar akan peragaan visual dari Pekan Suci membawa pada realisasi konkret dari ziarah rohani. Jalan Salib ini bermula dari praktik peziarah Kristen awal yang mengunjungi tempat kejadian di Yerusalem dan berjalan di rute tradisional dari tempat yang diduga sebagai rumah Pilatus ke Kalvari. Tradisi menyatakan bahwa Maria, ibu Yesus, memasang penanda batu di rumahnya di luar Yerusalem untuk dengan penuh doa menelusuri kembali Jejak-jejak sengsara putranya. Setelah Perang Salib berakhir. ziarah ke Yerusalem tidak lagi memungkinkan. Kerinduan tersebut digantikan dengan meditasi yang taat dan saleh yang dibantu oleh representasi nyata dari sengsara Yesus Pada awal abad ke-16, Ibadat Jalan Salib dilaksanakan di Eropa dan tradisi empat belas perhentian diperkirakan berasal dari stasi yang paling terkenal, yaitu stasi Leuven (1505). Pada mulanya, tercatat hanya terdapat delapan perhentian Jalan Salib berupa relief-relief yang dipasang oleh Peter Sterckx. Bentuk lain Jalan Salib diketahui dari naskah Saint-Trond (paruh kedua abad ke-15) yang melakukan Jalan Salib dengan dua belas perhentian. Para Biarawan Fransiskan kemudian mempopulerkan praktik ini, dan baru pada abad ke-18 mereka mengadopsi kebiasaan devosional Kristen Barat dan menyediakan empat belas perhentian di Yerusalem.

Simbol dan Makna

Proses pembangunan stasi jalan salib ditaman doa ini dimulai sejak 1 Agustus 2022 sampai 30 Oktober 2022. Setiap stasi/perhentian pada jalan salib ini berbentuk seperti tenda atau kemah yang selaras dengan model bangunan gereja dan gua maria. Kemah sendiri mengingatkan kita akan kemah suci bangsa Israel dalam perjalanan mereka ke tanah terjanji (Kel 40: 1-38). Kemah suci yang berisi tabut perjanjian menjadi tanda kehadiran Allah di tengah bangsa Israel yang menyertai peziarahan mereka. Maka, berdoa jalan salib juga mengajarkan kepada kita akan peziarahan hidup yang merupakan sebuah perjalanan menuju tanah air surgawi. Dan pada peziarahan tersebut kita diingatkan lagi akan kehadiran Allah dalam kemah suci yaitu hati kita. la menyertai dalam suka cita dan duka cita perjalanan hidup umat-Nya. Ke-14 perhentian jalan salib ini dibuat dari kayu jati oleh beberapa pemahat di Jepara. Ukiran Jalan salib ini berbentuk 3 D (tiga dimensi), yaitu gambar tampak timbul. Ada kisah kecil dibalik pembuatan ukiran ke-14 jalan salib ini, Secara kebetulan proses pengerjaan dan pemasangan ukiran ini memakan waktu selama 40 hari (22/09/22 sd 30/10/22). Angka 40 mengingatkan kembali akan lamanya waktu Yesus berpuasa di padang gurun dan masa prapaskah dimana umat katolik selama 40 hari melakukan pantang dan puasa. Seharusnya semua ukiran ini selesai dalam waktu 30 hari atau 1 bulan sesuai dengan perjanjian pemesanan. Namun karena ada salah satu ukiran yang belum selesai maka waktunya agak lebih panjang. Ukiran tersebut adalah pada perhentian ke 10. Pembuat ukiran mengaku perlu berpuasa lebih dahulu dalam pengerjaanya untuk membuat wajah Yesus yang bergantung dikayu Salib "Berpuasa buat saya bukan hanya mengosongkan perut, namun mengosongkan diri supaya bisa dituntun oleh kehendak Nya dalam memahat peristiwa ke 10 tersebut tukas sang pemahat yang non katolik.

Kalimat sang pemahat mengingatkan kita kembali akan kata-kata Paulus soal pengosongan (kenosis). Yesus telah mengosongkan diri-Nya. la yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, la telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8) Maka berdoa jalan salib mengajarkan juga kepada kita untuk melakukan pengosongan atas kehendak dan keinginan diri serta sepenuhnya | menerima dan mengikuti tuntunan Allah.

2.Patung Pieta

Sejarah Singkat

Pietà berasal dari bahasa Italia yang berarti "pity (kasihan dan bahasa Latin yang berarti "piety (kesalehan) Patung pieta merupakan sebuah karya seni pahatan patung yang menggambarkan Perawan Maria menggendong tubuh Yesus Kristus, puteranya yang telah wafat dan diturunkan dari kayu salib. Pieta adalah bentuk khusus dari ratapan terhadap Kristus di mana Yesus ditangisi secara Istimewa oleh Perawan Maria. Tangisan ini mewakili kesedihan Maria yang disertai dengan gelar Maria yang berduka Bentuk pahatan yang paling dikenal adalah karya dari Michelangelo. Aspek yang paling memikat dari Pieta adalah hubungan luar biasa yang dibangun antara Bunda Perawan dan Putranya yang telah meninggal Konstelasi pahatan ini berbentuk piramida, tubuh Perawan Maria yang cantik itu tampak membesar. Hal ini dilakukan untuk membawa tubuh seorang pria dewasa, putranya, di pangkuannya Yang unik dari patung ini adalah ilustrasi Perawan Maria yang direpresentasikan sebagai seorang gadis muda yang anggun. Michelangelo menerima cukup banyak kritikan untuk penggambaran ini. Namun penggambarannya dibarengi dengan sebuah kebajikan. Karyanya tidak pernah berkompromi dengan teologi saat itu.

Sebagai seorang Fransiskan Ordo Ketiga, Michelangelo percaya pada doktrin Immaculate Conception dan kemurnian Perawan yang tidak dapat hilang. Menanggapi sebuah kritik, dia dikatakan telah menyatakan "Tidakkah Anda tahu bahwa wanita yang suci lebih awet muda daripada mereka yang tidak suci? Apalagi dalam kasus Perawan, yang tidak pernah mengalami sedikit pun hasrat yang dapat mengubah tubuhnya? Dalam pahatan ini, Maria tidak secara langsung menyentuh tubuh Yesus puteranya Tangan kanannya dengan lembut membelai tubuh Yesus melalui kain. Hal ini menandakan penghormatan akan kesucian penderitaan Yesus dan keilahian tubuh-Nya.

Simbol dan Makna

Patung pieta dibuat tanggal 10 Oktober 2022 oleh seorang pematung dari Magelang. Patung Pieta di taman doa ini dipahat dari batu utuh. Jenis batu yang digunakan adalah batu putih super. Jenis batu ini di tambang dari daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. Batu ini merupakan satu jenis batuan kapur namun teksturnya sangat keras bahkan melebihi kerasnya batu Candi. Namun jenis batu ini memiliki pori-pori yang lembut. Pemilihan batu yang memiliki karakter keras dan lembut, menggambarkan dua hal yaitu tubuh Yesus Kristus penuh luka cambuk paku dan tombak adalah korban kekerasan hati manusia (dosa). Dan kelembutan Bunda Maria yang menerima serta membelai tubuh puteranya yang hancur penuh luka. Sosok Maria yang penuh kelembutan menggambarkan kasih Allah yang senantiasa menerima bilur-bilur dosa kita.

Wajah patung Bunda Maria yang dipahat dibuat dengan wajah khas wanita Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendekatkan sang Bunda dengan para pendoa yang adalah orang Indonesia. Selain itu bila dicermati wajah sang Bunda yang memangku jenazah puteranya menggambarkan dual hal. Pertama, ketika melihat mata sang Bunda yang menatap ke bawah menggambarkan duka-cita dan kesedihan mendalam. Kedua, ketika melihat bibirnya, yang nampak tersenyum tipis, menggambarkan penerimaannya atas duka-cita tersebut dan memasrahkannya kepada kehendak Allah, la menerima dan memahami apa yang terjadi sebagaimana yang dinubuatkan oleh Simeon. Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri- supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang (lihat Luk 2:35). Gambaran wajah Sang Bunda tersebut mengajarkan kita untuk menerima dan memasrahkan duka cita dan penderitaan yang kita dihadapi kepada Allah.

3.Gua Maria

Sejarah Singkat

Dalam tradisi Katolik, Gua Maria adalah tempat yang kerap digunakan untuk melakukan ziarah dan devosi kepada Bunda Maria. Tempat-tempat tersebut dapat ditetapkan sebagai tempat ziarah karena pertimbangan penampakan Maria ataupun faktor sejarah sebagai tempat devosi dan ziarah umat Katolik. Salah satu Gua Maria yang terkenal adalah Gua Maria di Lourdes. Penampakan Santa Perawan Maria dari Lourdes dialami oleh seorang gadis bernama Bernadette Soubirous yang tinggal di Lourdes, sebuah desa di pegunungan Pyrenees, di wilayah selatan Prancis. Bernadette berasal dari keluarga yang sangat miskin dengan ayahnya yang bekerja sebagai penggiling gandum. Bernadette berjumpa dengan penampakan Bunda Maria sebanyak 18 kali dari tanggal 11 Februari hingga 16 Juli 1858, Pada waktu itu, Bernadette masih berusia 14 tahun.

Penampakan yang pertama terjadi pada Kamis 11 Februari 1858. Bernadette bersama saudara perempuannya, Toinette, dan juga teman mereka, Jeanne, diminta oleh ibu mereka untuk mencari kayu bakar, Pergilah mereka hingga sampai di Sungai Gave Ketika Bernadette ditinggal oleh saudara dan temannya, ia mendengar suara gemuruh angin yang membuatnya menoleh ke rumpun mawar liar di mulut gua Massabielle Dari sana muncul sesosok gadis muda yang sangat cantik dan berselimutkan cahaya, memakai pakaian dan kerudung putih, ikat pinggang berwarna biru. serta sebuah rosario Bernadette lalu berlutut dan berdoa rosario bersama gadis itu. Anehnya, gadis itu hanya dapat dilihat oleh Bernadette. Gua itu pun menjadi terkenal dengan nama Gua Lourdes Pada 18 Januari 1862 Uskup Tarbes Mgr. Betrand Severt Laurence menyatakan bahwa mukjizat yang terjadi sungguh nyata. Sebuah basilika pun dibangun untuk memenuhi pesan Bunda Maria Sementara itu. Bernadette memilih untuk menjadi seorang sutter dan bergabung dungan komunitas Suster Karitas di Nevers. la meninggal karena komplikasi penyakit paru-paru jang sudah dideritanya sejak lama pada tanggal 16 April 1879 di usia 35 tahun la kemudian dinyatakan Suci pada 8 Desember 1833 oleh Pals Pius XI.  Kini, Lourdes menjadi salah satu tempat ziarah yang sangat diminati. Beberapa pengunjung menginginkan perjumpaan dengan Bunda Maria dan beberapa menginginkan mukjizat kesembuhan.  Dari 3 juta orang yang mengunjungi Lourdes, 500.000 di antaranya adalah orang sakit yang mengharapkan kesembuhan. Hingga saat ini, ada 70 kasus kesembuhan yang dinyatakan sebagai mukjizat Semua mukjizat yang terjadi ini menunjukkan betapa besarnya kasih Bunda Maria kepada kita yang terus mendoakan kita di hadapan Allah. Sampai saat ini, umat Katolik menunjukkan kecintaannya terhadap Maria dan devosinya melalu ziarah ke gua-gua Maria yang ditunjuk sebagai tempat doa oleh Gereja setempat.

Simbol dan Makna

Gua Maria Paroki Harapan indah ini dibangun pada tahun 2009 dan dipugar kembali pada 27 Juni 2022. Gua Maria ini diberkati kembali setelah pemugaran pada tanggal 3 Oktober 2022 saat pembukaan bulan Rosario diiringi oleh tarian Suku-suku di Paroki Harapan Indah. Gua Maria ini memiliki 3 atap atau kubah segitiga yang saling berpadu menjorok ke depan. Bagian pertama atap ini dibangun pada tahun 2009. Sedang dua lainnya dibangun tahun 2022 pada tahap pemugaran. Atap gua maria pada umumnya, terbuat dari batu menyerupai gua. Namun dalam perjalanan waktu tempat devosi Bunda Maria ini di banyak tempat tidak lagi berbentuk seperti gua, melainkan memiliki aneka bentuk yang unik salah satunya di gereja ini. Atapnya berbentuk segitiga yang memiliki kesamaan dengan bentuk atap gereja dan perhentian jalan salib, melambangkan "kemah Suci tempat Allah bersemayam di tengah-tengah umat-Nya (Kel 40:1- 38). Hal ini dimaksudkan sebagai simbol kedekatan Allah dengan umat-Nya, dimana Allah mau hadir ditengah-tengah kita. Selain itu, atap juga memiliki fungsi untuk menaungi dan melindungi dari teriknya matahari dan siraman hujan. Hal senada dimaknai pada ketiga atap gua maria ini, sebagai simbol dari Tritunggal Maha Kudus yang menaungi dan melindungi hidup umat-Nya.

Patung Bunda Maria yang ada di tempat ini adalah patung maria dari Lourdes dengan khas jubah putih berikatkan ikat pinggang biru. Sesuai dengan apa yang dilihat dalam penampakan di Lourdes. Sedangkan ada banyak versi patung Bunda Maria lainya seperti Bunda Maria Fatima yang khas dengan mahkota dan Bunda Maria Guadalupe dengan khas ada aura api, sesuai dengan gambaran saat penampakan. Selain itu keunikan versi patung Bunda Maria Lourdes ditempat ini. yaitu tangannya terkatup dan kepalanya menatap keatas. Berbeda dari versi patung Buda Maria Lourdes lainya yang tangannya merentang dan kepalanya menatap kebawah. Hal tersebut menyimbolkan, sang Bunda yang berdoa, la mendoakan kita dan menyampaikan permohonan kita kepada pada Puteranya. Yesus Kristus.

4.Adorasi Sakramen Maha Kudus

Sejarah Singkat Sebelum akhir abad keenam belas, Paus Klemens VIII pada tahun 1592 mengeluarkan sebuah dokumen bersejarah yang disebut dalam bahasa Italia Quarant' Ore (Empat Puluh Jam).Devosi ini terdiri dari empat puluh jam doa yang terus menerus sebelum Sakramen Mahakudus dibuka. Diperkenalkan sebelumnya dalam skala lokal di Milan, Uskup Roma tidak hanya mengesahkan devosi ini untuk Roma, tetapi juga menjelaskan bagaimana devosi ini harus dipraktikkan. Dimulainya adorasi atau kunjungan pribadi terhadap Sakramen Mahakudus (bukan adorasi pribadi) dimulai dari kebiasaan biara- biara Katolik di abad pertengahan. Pada abad ke-13 Ancren Riwle, atau Rule for Anchoresses, para biarawati memulai hari mereka dengan mengunjungi Sakramen Mahakudus Para imam juga, yang memiliki akses mudah ke Ekaristi Kudus yang disimpan dalam Tabernakel, secara teratur mengunjungi Tuhan kita dalam Sakramen Mahakudus St Thomas & Becket (1118 1170), dalam salah satu suratnya menulis kepada seorang teman. Jika Anda tidak mendengarkan saya yang telah biasa berdoa untuk Anda dalam banyak air mata dan dengan rintihan tidak sedikit di hadapan Yang Mulla Tubuh Kristus (Materials V: 276) Sampai dengan hari ini kebiasaan Adorasi atau pun kunjungan terhadap Sakramen Mahakudus menjadi sebuah bentuk kesalehan pribadi atau komunitas yang dipercaya membantu pertumbuhan iman pribadi atau kelompok dan lebih mendalam kerinduan hati Tuhan kita Yesus yang bertahta dalam Sakramen Mahakudus.

Simbol Dan Makna

Tarbenakel yang ada di ruang adorasi paroki harapa Indah ini dibuat khusus di Boyolali. Bentuk tarbenakel yang unik tersebut hanya ada dua di dunia, yang pertama ada di gereja Kelahiran Tuhan Kita (Church of the Nativity of our Lord) di Loreto, Praha, Republik Ceko (1737). Dan yang kedua ada di ruang adorasi Paroki Harapan Indah yang adalah replikanya (2019). Loreto sendiri merupakan nama sebuah biara yang dibangun pada 25 maret 1631, dan tempat dimana gereja Kelahiran Tuhan tersebut berada. Biara dan gereja tersebut menjadi tempat Ziarah sejak 1626.

Tarbenakel yang disebut "silver tarbenacle" itu dibuat dengan gaya barok Tarbenakel tersebut adalah sebuah hadiah yang diberikan untuk gereja Kelahiran Tuhan Kita oleh seorang bangsawan wanita dari Bohemia yaitu Marie Marketa Countess Tabernakel ini dibuat oleh seorang pandai omas ternama pada abad pertengahan yaitu Leopold Liechtenschopf. Sedangkan desain beserta ornamennya dirancang oleh seorang pematung bernama Richard Prachner, Karya ini dikerjakan pada tahun 1730. Di bagian atas dari tabernakel ada dua patung malaikat kecil yang terbuat dari perak cor dengan seni pahatan berkelas tinggi serta perpaduan warna yang Indah dengan polesan semi Matte. Dua malaikat kecil tersebut dibentuk dalam sikap menyembah kepada Sakramen Maha Kudus yang ada di dalam tabernakel. Sedangkan diantara ke dua malaikat tersebut, dipuncak tabernakel terdapat patung anak domba emas. Hal tersebut melambangkan Yesus Kristus yang adalah anak domba Allah yang menjadi kurban penghapus dosa (Yoh 1:36). Pada bagian depan sekilas tampak dua malaikat sebagai penjaga tabernakel. Namun bila dilihat lebih detail nampaknya sayap-sayap ke dua malaikat tersebut sangat berlebihan sampai menutupi tiang Mereka adalah Serafim (seraph) yang terbakar. Mereka adalah malaikat yang bertugas melayani sebagai penjaga tahta Allah dan selalu memuji Allah terus menerus kudus - kudus Tuhan semesta alam seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya." (Yes 6 : 1 - 8). Seraphim memiliki enam sayap yang berapi-api. Di tabernakel digambarkan dengan empat sayap menutupi kak mereka, dan dua sayap lainnya mereka gunakan untuk terbang Sedangkan pada bagian bawah tabernakel terdapat relief ukiran abad pertengahan yang terbuat dari perak.  Lukisan ini menggambarkan perawan Maria yang sedikit membungkuk di dalam doa untuk menghormati sang juru selamat yang baru lahir di sebuah taman Lukisan ini mewakili lukisan lainnya di abad pertengahan yang menggambarkan penyembahan mendalam kepada kanak-kanak Yesus.

B.PRASASTI TOLERANSI

Ini adalah penanda kedua dari Hut Paroki yang ke 8. Penanda im sebagai bentuk perwujudan iman umat Paroki yang tergambar dalam Toleransi yang didalamya terdapat jalinan persaudaraaan dan Bela Rasa antara umat paroki dengan masyarakat yang multi agama, suku, etnis dan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Prasasti ini terdiri dari untaian kata-kata toleransi yang dituliskan oleh perwakilan pemuka agama, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat pemerintah daerah. Mereka adalah; Ignatius Kardinal Suharyo, selaku Uskup Keuskupan Agung Jakarta mewakili umat katolik, Dr. Tri Adhianto Tjahyono, selaku Plt. Wali Kota Bekasi mewakili pemerintahan kota Bekasi, H. Abdul Manan, selaku Ketua FKUB Kota Bekasi mewakili Tokoh masyarakat dan Agama; KH. Madinah,selaku Ketua PCNU Kota Bekasi mewakili umat Islam dari Nadhatul Ulama; Drs.H. Soekandar Chazali, selaku Ketua PD Muhammadiyah Kota Bekasi, mewakili umat Islam Muhamadiyah; Romo Yustinus Kesaryanto, Pr, selaku Pastor Paroki Harapan Indah dan Deken Bekasi mewakili umat kristen dan Katolik; Pdt. Mad. Bong Tji Phin selaku Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia (MAGABUTRI) mewakili umat Budha; I Gusti Made Rudhita S.IP.SH.MH, Ketua PHDI Kota Bekasi mewakili umat Hindu; Bpk. Soegandi selaku Perwakilan Khonghucu FKUB Kota Bekasi mewakili umat Konghucu. Mari kita melihat dan meresapkan makna dari kalimat toleransi tersebut



Penulis : RD Yustinus Kesaryanto & Publisher : FX Rudy - Tim PARPOL  [Partisipan Pelayan Online]
Paroki Harapan Indah Bekasi

0 Response to "Sewindu Jadi Paroki"

Posting Komentar

Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !

Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah

text gambar text gambar text gambar text gambar text gambar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel