iklan banner

Mengasihi Tuhan dan Sesama

“Firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ul 30:14)
14 Juli 2019 Hari Minggu Biasa XV 
“Mengasihi Tuhan dan Sesama”


Sangat menarik diperhatikan dialog antara Yesus dan seorang ahli Taurat tentang hidup kekal. Untuk memerolehnya, Yesus mengajak ahli Taurat tersebut untuk mencermati hukum Taurat. Sebagai seorang ahli Taurat, ia segera menunjuk pada hukum utama, yakni mengasihi Tuhan dan sesama. Akhirnya, ia memertanyakan siapakah sesama manusia itu. Berhadapan dengan pertanyaan ahli Taurat itu, Yesus mengemukakan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati.

Mengasihi Tuhan dan sesama tidak sekadar ajaran iman yang harus diketahui dan dipahami. Iman yang hidup haruslah terpancar dari sikap dan perbuatan nyata. Kitab Ulangan mengungkapkan hal ini. Firman Allah ada di mulut, hati, dan perbuatan hidup umat manusia. Dalam keseluruhan dimensinya firman Allah sungguh hidup di dalam diri manusia. Ia menjadi firman yang hidup. Begitu indahnya Paulus menyatakannya pada pribadi Yesus: “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kol 1:15).

Para murid Tuhan seharusnya menjadi gambaran yang sama seperti Yesus tampakkan (imitatio Christi). Para murid Tuhan sudah layak dan sepantasnya berpikir, merasa, dan berbuat kasih tanpa batas kepada sesama. Orang Samaria merupakan sekelompok orang Israel yang disingkirkan oleh orang Yahudi. Dalam perumpamaan yang diceritakan Lukas menunjukkan bagaimana orang yang disingkirkan orang Yahudi justru memiliki rasa belaskasihan yang utuh kepada sesamanya. Ia tidak peduli yang ditolongnya adalah orang Yahudi yang pasti akan menyingkirkannya. Pada akhirnya kita ketahui bahwa ia memancarkan firman ilahi dalam hidupnya.

Para murid Tuhan haruslah memiliki kasih tak terbatas. Kebencian sesama tidak menjadi benteng yang menghalangi untuk berbuat kasih kepada sesama. Permusuhan tidaklah menghancurkan kasih sayang kepada semua orang. Keterjepitan dan tekanan sosial tidak memadamkan api kasih kepada sesama. Ini tidak sekadar pengetahuan dan pemahaman, tetapi sungguh menjadi gerak hidup harian para murid Tuhan. Bukankah demikian?


Selamat merenung! Tuhan memberkati!

By Slamet Harnoto  - Tim PARPOL  [ Partisipan Pelayan Online ]
Paroki Harapan Indah Bekasi

0 Response to "Mengasihi Tuhan dan Sesama"

Posting Komentar

Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !

Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah

text gambar text gambar text gambar text gambar text gambar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel